see with the whole
Tuhan memberikan kita 2 mata bukan tanpa alasan. Mungkin
kita sering melihat seseorang dan menganggap kehidupannya itu enak. “Enak ya si
A punya pekerjaan...” “Enak ya si B kuliah di ... jurusan ...” dan masih banyak
hal lain. Kita mengatakan hal tersebut dengan mudahnya tanpa mengetahui
keselurahan hal yang dialami orang tersebut mudah. Cara kita memandang dunia
ini janganlah hanya dari 1 prespektif. Kita harus memandangnya dari banyak
sudut, itulah mengapa Tuhan memberikan kita 2 mata, sebagai gambaran bahwa kita
harus melihat dunia ini tidak hanya dari 1 segi.
Dunia ini diciptakan dengan keseimbangan. Kalau ada hal baik
pasti ada pula hal buruk. Nggak akan ada superhero kalo penjahat nggak muncul.
Ada malaikat yang begitu taat dan ada juga iblis yang membangkang. Ada surga
sebagai tempat terindah, tapi ingatlah ada juga neraka sebagai tempat
pembalasan. Jadi ketika kita melihat ada hal baik pada orang lain, jangan
merasa pesimis dan merasa iri. Kamu tidak tahu ada kesulitan apa dibalik hal
baik itu. Seperti halnya koin yang memiliki 2 sisi. Kamu mungkin hanya melihat
sisi yang menghadapmu, tapi kamu tidak melihat sisi yang tersembunyi di
baliknya.
Jika kamu hanya terus melihat hal “enak” pada diri orang
lain, jangan-jangan hal itu membuatmu menjadi pribadi yang iri, yang terus
mengeluh, minim bersyukur, menjadi pribadi yang terus berandai-andai, merasa
bahwa hidup ini tak adil padamu. Dampak buruknya, kamu menjadi lupa ada hal
baik yang kamu dapat yang mungkin saja orang yang kamu banding-bandingkan itu tidak
dapatkan, ada potensi yang kamu punya menjadi terbengkalai karena kamu
kebanyakan berandai-andai, dan kamu menjadi lupa bahwa hidup yang sudah kamu
rasakan dari lahir hingga detik ini adalah anugerah. Ketika kalian berpikir
jadi artis enak, jadi dokter enak, jadi anak presiden enak; kalian nggak tahu
mereka juga mengalami masa-masa yang sulit yang mungkin nggak pernah kalian
bayangin atau alamin.
Aku bukannya orang bijak yang tidak pernah berpikir dangkal.
Aku menulis ini karena aku pun juga merasakan dan mengalami, dan aku tidak
ingin hal itu terjadi pada orang lain. Jangan ada lagi aku yang lain yang suka
membanding-bandingkan dengan orang lain, sampai hidupku terbengkalai, sampai
aku terus merasa terpuruk dan tak mau bangkit. Come on, kita hanya hidup hanya
sekali, jangan sia-siakan kesempatan hidup yang diberikan Tuhan pada kita. Aku
pernah melihat di media sosial seorang anak ustad, katanya jangan
membanding-bandingkan hidup kita dengan orang lain. Matahari tak pernah
membandingkan dirinya dengan bulan, mereka bersinar pada waktunya
masing-masing. Tak pernah merasa iri dan menguasai. Saling berbagi dan
menyeimbangkan.
Kamu punya hal baik dan kelak akan merasakan hidup “enak”
jika, ya tahu lah.. pastinya kalau kita berusaha. Jadikan mereka yang kalian anggap
punya kehidupan enak sebagai motivasi untuk berusaha lebih keras dan tetap
optimis. Jadikan mereka yang hidupnya di bawah kalian sebagai tamparan keras
untuk selalu bersyukur. Kalian pasti bahagia kok kalau kalian tahu caranya buat
bahagia. Jalan menuju bahagia itu banyak, nggak Cuma satu, karena itu bahagia yang kalian dapatpun bakalan beda,
nggak sama. Bahagialah dengan cara kalian sendiri, jangan jadikan kebagahagian
orang lain sebagai standart kalian, karena belum tentu apa yang buat mereka
bahagia bakalan buat kalian bahagia juga. I know, we deserve to be happy with
our own way.
Mari lihat dunia secara utuh, secara keseluruhan. Lihat sisi
lain dari dunia ini. Lihatlah secara utuh diri kalian, jangan lihat
sepotong-potong. Karena setiap potong dari kalian itu bisa saja berbeda-beda.
Dan perbedaan itu bukan untuk dilihat secara tunggal, tapi untuk dilihat
sebagai kesatuan. Semua hal punya plus-minus, dan itu wajar. Let’s fight! Kamu
nggak berjuang sendiri. Ada banyak orang yang berjuang juga. Sejak dalam rahim
kita sudah berjuang diantara ratusan sperma untuk memdapatkan 1 sel telur.
Sejak jaman prasejarah, bagaimana makhluk hidup berevolusi, adalah sebagai
bentuk survive mereka. Bagaimana zaman ini berubah, dari zaman batu sampai jadi
zaman milenium, dari manusia yang hidupnya nomaden menjadi menetap, dari yang
mereka cari makan berpindah-pindah begantung pada alam, kini sudah mulai
menetap dan bercocok tanam. Jadi selama kita hidup, semua orang pasti akan
mengalami yang namanya berjuang, yang namanya jatuh bangun, yang namanya
masa-masa sulit. Just think that you’re not alone. Even if you’re really alone,
remember God always with us, beside you.
Komentar
Posting Komentar