Sejujurnya aku takut menjadi seorang Ibu. Aku takut kelak bagaimana jika anakku menjadi korban obsesiku belaka? Alih-alih atas dasar kasih sayang, semua hal yang kelak aku lakukan karena idealisku semata. Aku takut dia akan menjadi tropi kemenanganku. Aku takut bukannya memberi cinta, aku hanya membebaninya dengan ambisi yang tak bisa ku capai.
Tidak. Dia tidak pantas memanggil orang seperti aku 'Ibu'
Aku tidak layak menghadirkan seseorang lagi ke dunia ini hanya untuk menderita. Apa hakku membuat makhluk lain mengalami kesulitan dan kesedihan sama seperti yang aku alami, atau bahkan lebih. Berdosa sekali aku karena menjadi sangat egois memaksakan untuk memiliki anak padahal keadaannya tidak memadai.
Bohong kalau anak-anak yang terlahir dari keluarga miskin bahagia dengan kehidupannya. Bohong mereka tidak iri melihat anak-anak sebayanya bisa bersekolah dengan tenang sementara dia harus bekerja untuk makan sehari-hari. Bohong kalau mereka tidak iri melihat anak-anak sebayanya berada di dalam mobil bersama orang tuanya sementara dia mengamen di lampu merah. Bohong kalau mereka tidak iri melihat anak-anak yang diantar jemput ke sekolah sementara mereka harus berjalan berkilo-kilo meter menempuh jalan yang sulit.
Apa keadaan ekonomi menjadi satu-satunya patokan kelayakan apa aku bisa punya anak? Tidak, tapi keadaan ekonomi menjadi alasan yang terbesar. Alasan-alasan lainnya adalah bagaimana aku yang tidak tumbuh menjadi anak yang baik bisa menjadi ibu yang baikLalu aku yang tidak baik ini juga tidak layak mendapatkan pasangan yang baikk.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar