Jadi Apa Memang Semudah Itu?

Aku telah membaca beberapa kisah cinta.
Aku telah menonton beberapa film cinta.
Aku telah menjadi saksi beberapa perjanjian cinta.
Tapi aku tetap tidak mengerti mereka.
Jadi gini, aku tuh suka heran.
Ada seseorang yang suka sama lawan jenisnya (iyalah ya). Sebut saja pihak yang mencinta adalah A dan yang dicinta adalah B.
Mereka lalu berteman. Deket. Si A merasa kali dirinya istimewa bagi si B. Tapi Si A tak pernah menyatakan perasaannya pada si B. Hingga jen jen jeng suatu hari si B curhat ke si A kalo dia baru jadian, Nyeseklah si B, patah hati berat. Tapi si B nggak nunjukin itu dong ke si A. Dia berlagak biasa aja dan turut senang atas jadiannya si B. Si A dan Si B tetap berteman, begitupun dengan perasaan Si A, tetap pada si B.
Si A nggak bisa muv on dari si B.
Dan akhirnya si B putus sama pacarnya.
Perasaan si A? campur aduklah. Seneng karena berarti dia punya kesempatan lagi, dan sedih karena si B begitu terpukul.
Hari demi hari berlalu.
Si B tetap galau.
Dan lebih sering curhat lagi pada si A. Si A tetap sabar mendengarkan dan menemani si B.
Buah dari kesabaran si A akhirnya terbayar dengan manis.
Yup si A dan B akhirnya jadian.
Hari-hari mereka menjadi berwarna dan hidup. Apalagi Si A, dia merasa sangat beruntung dan bahagia.
Mereka terus bersama dan berjanji akan tetap selalu bersama.
Tapi si A juga manusia biasa, dia punya impian.
Akhirnya si A pergi jauh dari Si B untuk mewujudkan impiannya. Dan mereka pun LDR-an.
Awalnya LDR mereka baik, dan terus baik hingga beberapa waktu. Hingga rindu Si A sudah tak terbendung.
Si A pun memustukan untuk pulang memadamkan rindunya pada si B.
Mereka bertemu, tapi tak berarti keadaan menjadi lebih baik.
Masalah demi masalah datang bertubi-tubi.
Kesakitan demi kesakitan terus menghantui,
Hingga akhirnya mereka lelah untuk saling menyakiti dan memustukan untuk berpisah.
Awalnya si A galau, masih inget terus sama si B. Tapi lama kelamaan dia baik-baik aja dan udah mulau muv on.
-End-
jadi, intinya bagian yang bikin gue nggak mengerti, kenapa hubungan si A dan B nggak bisa langgeng mengingat perjuangan si A buat bisa bersama sama Si B udah sebegitunya,? Kenapa setelah mereka putus, si A kok mudah (ya nggak banget sih) buat muv on?
Sedangkan aku, aku yang 8 tahun suka sama orang yang ketemunya mungkin setahun 2 kali (itu pun cuma papasan, cuma lihat wajahnya doang tanpa ada percakapan), yang nge-chatnya cuma setahun sekali, pokoknya yang interaksi nya nyaris 0,000001% susah banget aku lupain?
ini aku yang bego apa gimana sih?
Padahal banyak yang lebih dari dia yang pernah aku temui dan kenal, tapi aku nggak pernah bisa sepenuhnya muv on dari dia.
Aku ini kenapa sih?
Apa hanya aku 1 dari 7 milyar orang yang se bego itu?

Komentar